Tradisi Rewang Hajatan Bagi Masyarakat
Si J 11 September 2023 19:55:38 WIB
Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Tradisi sangat erat hubungannya dengan masyarakat Jawa. Salah satunya yang banyak dikenal adalah rewang. Tradisi ini biasa ditemukan dalam masyarakat pedesaan pada umumnya dan di Kalurahan Tepus sendiri semangat gotong royong masih terpatri kuat dalam diri setiap individu.
Umumnya rewang dilakukan ketika tetangga sekitar sedang punya hajat atau acara besar. Baik wanita maupun pria akan bersama-sama membantu meringankan tetangga yang sedang punya hajat tersebut. Para ibu-ibu lebih fokus pada kegiatan masak dan menyiapkan segala kebutuhan pangan. Sementara, bapak-bapak berkumpul untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam acara tersebut. Kemudian, ada juga para muda-mudi yang bertugas untuk menyajikan makanan kepada tamu undangan.
Dalam masyarakat pedesaan, ikut serta dalam tradisi rewang merupakan suatu kewajiban. Hal ini bukan hanya kepentingan kemanusiaan, akan tetapi untuk menghindari hukum sosial. Sebab, jika seseorang tidak mengikuti tradisi ini, maka dapat dipastikan, ketika ia memiliki hajat nanti tidak akan mendapat bantuan dari masyarakat sekitar juga.
Melalui tradisi ini, para wanita dapat saling mengobrol dan menjalin silaturahmi satu sama lainnya. Situasi ini juga menjadi momen untuk bertukar cerita maupun pengalaman masing-masing wanita. Secara tidak langsung mereka akan semakin dekat dan akan terbentuk hubungan persaudaraan satu sama lainnya.
Bahkan, rewang menjadi penentu keberhasilan suatu hajatan. Apabila masyarakat bergotong royong dan mempersiapkan dengan baik, maka acara dapat berjalan sukses, begitu pun sebaliknya. Maka, peran wanita sebagai kanca wingking sangat dibutuhkan dalam hal ini. Wanita bertugas untuk mengelola dan mengkoordinir dapur sebaik mungkin. Agar distribusi hidangan dapat disajikan dengan lancar.
Menariknya, seluruh masyarakat yang ikut bergabung dalam tradisi rewang tidak mendapatkan upah. Tetapi, mereka bekerja secara sukarela tanpa mengharap imbalan. Namun, biasanya pada akhir acara, mayoritas tuan rumah akan memberikan hantaran berupa makanan atau bahan sembako sebagai sebuah ucapan terima kasih kepada masyarakat yang telah membantu melancarkan acaranya.
Kini, tradisi ini hanya bisa dijumpai dalam masyarakat yang tinggal di desa pada umumnya dan di Kalurahan Tepus Khususnya. Sudah sangat jarang kita menemuinya dalam perkotaan. Supaya tradisi ini tetap terjaga dengan baik, kita harus ikut melestarikannya. Yakni dengan cara selalu membantu tetangga yang akan menyelenggarakan hajatan atau acara besar. Apabila ini terus menerus dilakukan, dan menjadi suatu kebiasaan, maka tradisi rewang tidak akan punah. Sehingga kita masih bisa meneruskan ke generasi berikutnya.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Lurah Tepus Ikuti Rakor Persiapan Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada 2024
- SLB Puspa Melati Mengikuti Festival Budaya Pendidikan Khusus Tahun 2024
- Program Ketahanan Pangan dari TNI/Polri di Kalurahan Tepus
- Penghargaan Dukungan Partisipasi Cakupan PIN Polio Tertinggi - Jambore Kader Posyandu 2024
- Monev Pelaksanaan APBKal Tahun 2024 Kalurahan Tepus Oleh Tim Kapanewon Tepus
- Diseminasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Kapada Masyarakat Hari Kedua
- DPTR DIY dan DPTR Gunungkidul Laksanakan Koordinasi Bersama Pemkal Tepus