Sedikit Berbeda : Seorang Warga Tepus Melaksanakan Hajatan Nanggap Janggrung

mz 02 Oktober 2023 14:22:17 WIB

Penari Janggrung dari Tepus Ibu Ngatinah (ketiga dari kiri) saat menari dalam hajatan warga

Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Seorang warga di Padukuhan Gembuk, Sukardi melaksanakan hajatan walimatul khitan bagi cucunya (Senin, 02/10/2023). Kalau umumnya dalam hajatan seperti ini biasa ada hiburan Campursari, namun justru ada kesenian tradisional lain yang ditampilkan yakni Janggrungan atau Tayuban.

Janggrung adalah seni pertunjukan rakyat. Ada dusun/desa yang masih memegang keyakinan, Janggrung hanya boleh dipentaskan pada saat tertentu seperti pada ritual bersih kali/sendang di bawah resan yang melindungi aliran sungai dan sumber air. Karena itu Janggrung bernilai sakral bagi para pelaku dan masyarakat pendukungnya.

Bentuk kesenian Janggrung memiliki kemiripan dengan Tayub atau Ledhek. Janggrung tidak setenar Tayub atau Ledhek. Barangkali karena sifat Janggrung yang statis, hanya dipentaskan untuk acara-acara ritual dusun/desa. Sementara, seni Tayub lebih fleksibel di berbagai event, bahkan dapat digelar saat ada anggota masyarakat yang menanggapnya. Faktanya dalam pengertian umum nyaris tidak ada bedanya janggrungan dan tayub, bahkan istilah janggrung justru lebih familiar. 

Di Kalurahan Tepus masih terdapat seniman janggrung sampai saat ini. Ibu Ngatinah yang merupakan penduduk Gembuk adalah seorang sinden yang juga mempunyai kemampuan sebagai penari janggrung. Dalam acara hajatan ini Ibu Ngatinah juga ikut tampil sebagai salah satu penari bersama penari lain yang berasal dari Kapanewon Semin.

Komentar atas Sedikit Berbeda : Seorang Warga Tepus Melaksanakan Hajatan Nanggap Janggrung

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Kontak Layanan

WhatsApp : 082 325 378 233