Isu, Tantangan, dan Strategi Pengembangan Desa Wisata Yang Berkelanjutan

Rismel 19 Oktober 2023 20:22:19 WIB

Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Catatan dan refleksi selama di lapangan tentang isu strategis pengembangan desa wisata secara umum :

1. Minim Inovasi dan rentan duplikasi

Tidak adanya kesadaran dalam mengembangkan potensinya. Fatalnya, banyak destinasi yang cenderung melakukan duplikasi atraksi sehingga terkesan tidak sesuai dengan karakteristik masyarakat ataupun lingkungannya.

2. Hanya mampu menangkap, belum bisa menahan lama tinggal wisatawan

Kunci untuk menahan lama tinggal wisatawan tentu saja dengan menawarkan paket wisata yang lebih beragam. Di samping itu, diperlukan adanya akomodasi berupa homestay.

3. Minim storytelling atau kemampuan bercerita

Storytelling atau cerita memiliki peran penting dalam mempromosikan, mengembangkan destinasi wisata, dan membangun identitas destinasi wisata.

4. Kolaborasi terbatas dan minimnya perencanaan yang matang

Perencanaan harus mencakup tujuan jangka pendek-menengah- panjang, tindakan prioritas, alokasi sumber daya, dan pemetaan kemitraan.

Tantangan Pariwisata Sekarang dan Nanti

1. Pariwisata Berkelanjutan

Penyelenggaran pariwisata harus meminimalkan dampak negatif lingkungan & budaya serta memastikan distribusi keterlibatan manfaat secara adil dan inklusif.

2. Inovasi dan Teknologi

Pariwisata adalah inovasi. Jika tidak ingin ditinggalkan pasar, teruslah berinovasi.

Teknologi terus memainkan peran besar. Selain untuk promosi, teknologi dapat diarahkan untuk pengelolaan risiko.

Bagaimana strategi ideal melalui bidang lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya?

LINGKUNGAN

1. Memberikan penghargaan terhadap alam.

2. Sistem pengelolaan sampah yang efisien dan ramah lingkungan perlu diterapkan.

3. Adanya mitigasi bencana dan risiko pariwisata.

EKONOMI

4. Secara ekonomi menguntungkan dan adanya share profit adil.

5. Memastikan ada lembaga yang mengelola.

6. Penggunaan teknologi tepat guna Perluasan pemasaran menggandeng mitra

SOSIAL DAN BUDAYA

7. Memastikan pariwisata melibatkan elemen masyarakat (community based).

8. Memastikan distribusi keterlibatan manfaat secara adil dan inklusif.

9. Pelestarian budaya di masyarakat.

Strategi pengembangan desa wisata yang berkelanjutan dan berkualitas : 

1. Libatkan dan berdayakan masyarakat untuk memastikan kepemilikan serta pengelolaan yang transparan.

Dalam praktiknya di lapangan, desa wisata diwujudkan dalam pengelolaan oleh komunitas lokal. Ada yang berbentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kelompok masyarakat, di bawah badan usaha milik desa (BUMDesa), atau koperasi.

2. Tingkatkan hubungan dengan perekonomian lokal dan regional.

Mendorong penggunaan bahan baku dan produk lokal dalam industri pariwisata.

Juga memperluas dampak ekonomi pariwisata ke tingkat regional dengan mempromosikan kolaborasi antara destinasi pariwisata yang berdekatan. Ini dapat menciptakan sinergi positif dan memperkuat daya saing bersama.

3. Perkuat kemitraan dengan pemangku kepentingan terkait.

Menciptakan kerja sama yang inklusif dan berkelanjutan bersama unsur pentaheliks.

Kemitraan dengan Pemerintah. Kemitraan dengan masyarakat (komunitas). Kemitraan dengan industri (swasta). Kemitraan dengan Akademisi. Kemitraan dengan Media.

Sumber materi disampaikan oleh : Hannif Andy Al Anshori (CEO Insan Wisata Founder Desa Wisata Institute). Pada acara workshop bersama desa wisata dan unsur pentaheliks kemitraan desa wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (18/10/2023, Eastparc Hotel).

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Kontak Layanan

WhatsApp : 082 325 378 233