Tradisi Ruwatan Padukuhan Ngasem-Singkil Dalam Rangka Rasulan : 20 Mei 2024

Rismel 20 Mei 2024 17:43:39 WIB

Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Warga masyarakat dari dua Padukuhan di Kalurahan Tepus, yaitu Ngasem dan Singkil, merayakan tradisi ruwatan sebagai bagian dari perayaan rasulan. Tepatnya pada hari Senin Pahing, 20 Mei 2024. Kegiatan ruwatan ini dilakukan di rumah Mbah Marto yang terletak dekat balai Padukuhan Singkil.

Ruwatan adalah sebuah tradisi ritual spiritual dalam kepercayaan masyarakat Jawa yang bertujuan untuk membersihkan diri dari energi negatif, kesalahan atau dosa, serta membawa keberkahan dan perlindungan bagi wilayahnya. Dalam konteks perayaan rasulan, ruwatan menjadi bagian penting dalam persiapan untuk merayakan momen tersebut dengan penuh kesucian dan kebersihan.

Pada saat kegiatan ruwatan di Kalurahan Tepus, berbagai persiapan dan ritus khusus dilakukan untuk memastikan kelancaran acara dan tujuan spiritual tercapai. Beberapa hal yang terjadi pada saat kegiatan ruwatan antara lain adalah penyelenggaran persembahan pertunjukan wayang kulit dengan waktu yang singkat. Perwayangan tersebut dilakukan oleh seorang Dalang khusus Ruwat. Diiringi dengan penabuh karawitan dan sinden kemudian membacakan matra-mantra dan ritual, pembacaan kitab suci, prosesi ritual pembersihan dengan air suci, serta berbagai macam persembahan kepada Tuhan.

Tradisi ruwatan di rumah Mbah Marto, melibatkan berbagai pihak tokoh dari dua Padukuhan, yaitu Ngasem dan Singkil. Seluruh anggota masyarakat dari kedua Padukuhan turut serta dalam kegiatan ini untuk merayakan bersama dan mengambil bagian dalam prosesi ruwatan. Datang dengan membawa nasi tumpeng untuk dikumpulkan, dan nantinya ada momen makan bersama.

Tak hanya masyarakat umum, pihak Pemerintah Kalurahan pun turut hadir memenuhi undangan untuk membersamai acara ruwatan, bersama pelestari budaya dan lembaga di Kalurahan Tepus.

Dalam persiapan kegiatan ruwatan, berbagai instrumen ritual disiapkan dengan teliti. Mulai dari bunga, dupa, kemenyan, air suci, tumpeng, hingga berbagai perlengkapan lain yang diperlukan untuk menjalankan ritual ruwatan berupa alat perwayangan dan gamelan. Setiap instrumen memiliki simbolisasi dan makna tersendiri dalam upaya mencapai tujuan spiritual yang diharapkan saat ruwatan dilaksanakan.

Tradisi ruwatan menjadi momen sakral bagi masyarakat Kalurahan Tepus, khususnya di Padukuhan Singkil dan Ngasem, yang diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari kearifan lokal dan kepercayaan spiritual yang dijunjung tinggi. Dalam ruwatan, terjalin kebersamaan dan kegotong-royongan yang menjadikan momen tersebut sebagai ajang untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas di antara warga.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Kontak Layanan

WhatsApp : 082 325 378 233