Tradisi Nyadran Mbah Barat : Sawah-sawah Dloko Empat Padukuhan

Rismel 21 Mei 2024 05:33:38 WIB

Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Minggu Legi, 19 Mei 2024, Tradisi Nyadran Mbah Barat merupakan upacara ritual menyelaraskan keagamaan dan kebudayaan yang dilaksanakan di makam Mbah Barat yang terletak di Sawah-sawah, Padukuhan Walangan, Kalurahan Tepus. Nyadran merupakan tradisi di Jawa yang menggambarkan rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur serta sebagai sarana untuk mempererat hubungan antarwarga dan masyarakat. Makam tersebut sebagai sarana untuk memanjatkan doa dan mengutarakan nadzarnya.

Peserta nyadran utamanya berasal dari empat Padukuhan Dloko di sekitar makam Mbah Barat, yaitu Walangan, Kanigoro, Dongsari, dan Pacungan. Selain itu, juga dihadiri oleh tamu dari luar Padukuhan yang ikut berpartisipasi dalam upacara ini. Dalam pelaksanaan nyadran, Supardal dari kaum setempat bertugas sebagai pemimpin doa yang menuntun seluruh peserta dalam rangkaian doa bersama.

Juru kunci nyadran Mbah Barat pada tahun ini adalah Warto Warji, yang bertanggung jawab atas kelancaran dan keberlangsungan tradisi ini. Beliau memimpin dan membantu para masyarakat yang hadir untuk menunaikan nadzarnya dan bersedekah baik berupa uang ataupun nasi dan ayam ingkung.

Nyadran ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan dan kekompakan antarwarga dalam menjaga dan merawat warisan leluhur yang kaya akan makna dan nilai-nilai spiritual. Kumpulan nasi dan ayam ingkung yang dibawa pun disajikan dan dibagikan kepada seluruh peserta nyadran untuk selanjutnya dapat dinikmati.

Melalui tradisi Nyadran Mbah Barat, masyarakat Kalurahan Tepus terus menjaga dan melestarikan warisan budaya dan agama yang telah turun-temurun. Semangat kebersamaan dalam menjalankan tradisi ini menjadi cerminan dari nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas masyarakat Jawa. Dengan adanya perayaan Nyadran ini, menandakan bahwa rasulan di empat Padukuhan Dloko akan segera berlangsung yaitu pada tanggal 10 Juni 2024. Masyarakat sekitar biasa mengartikan tradisi nyadran ini adalah nyadran sebelum rasulan. Adanya tradisi ini diharapkan hubungan antarwarga semakin erat dan kekuatan spiritual serta keberkahan senantiasa menyertai kalurahan ini dalam setiap langkahnya.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Kontak Layanan

WhatsApp : 082 325 378 233