Tradisi Ruwahan : Menjaga Warisan Budaya di RT 02 Gembuk
mz 22 Februari 2025 20:34:54 WIB
Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) Pada hari Kamis, 20 Februari 2025, warga RT 02 Gembuk kembali melaksanakan tradisi ruwahan, sebuah ritual budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Acara ini digelar sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan upaya menjaga keseimbangan alam serta kehidupan sosial masyarakat. Tradisi ruwahan sendiri biasanya dilaksanakan pada bulan Ruwah (Sya’ban dalam kalender Hijriyah) sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadan.
Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB ini dipimpin oleh Bapak Suroso, yang menjabat sebagai rois atau pemimpin adat setempat. Sebagai figur yang dihormati, Bapak Suroso memegang peran penting dalam menjaga kelestarian tradisi ini. Ia membacakan doa-doa dan memimpin prosesi ritual yang diikuti oleh seluruh warga RT 02 Gembuk.
Tradisi ruwahan di RT 02 Gembuk dimulai dengan berkumpulnya warga di kediaman (alm) Mbah Kaman. Setelah semua warga berkumpul, Bapak Suroso memulai acara dengan dilakukan "akad/ngangslahke tumpeng" dan pembacaan doa. Doa-doa tersebut dipanjatkan untuk keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman seluruh warga. Selain itu, doa juga ditujukan untuk arwah leluhur agar mereka mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Setelah prosesi doa selesai, warga bersama-sama menikmati hidangan yang telah disiapkan. Momen ini menjadi ajang silaturahmi dan mempererat hubungan sosial antarwarga menunjukkan bahwa tradisi ruwahan tetap hidup dan diteruskan oleh generasi muda.
**Makna Tradisi Ruwahan**
Tradisi ruwahan memiliki makna yang dalam bagi masyarakat RT 02 Gembuk. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, ruwahan juga dimaknai sebagai upaya membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan. Bulan Ruwah dianggap sebagai waktu yang tepat untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan sesama.
Keberlangsungan tradisi ruwahan di RT 02 Gembuk menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat dalam melestarikan budaya lokal. Meskipun zaman terus berubah, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini tetap relevan dan perlu dijaga. Melalui ruwahan, warga RT 02 Gembuk tidak hanya merawat warisan budaya, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara mereka.
Diharapkan, tradisi ruwahan akan terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang, tidak hanya di RT 02 Gembuk, tetapi juga di wilayah-wilayah lainnya. Dengan demikian, budaya lokal dapat tetap hidup dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia yang kaya akan nilai-nilai luhur.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Syawalan dan Halal Bihalal Masjid Sa’adah Padukuhan Pudak
- SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1446 H
- Lurah Tepus Ikuti Sholat Ied di Lapangan Gesik, Partisipasi Masyarakat Meningkat 50%
- Malam Takbir Berlangsung Meriah, Langit Kalurahan Tepus Menyala
- Pitrahan : Adat Berbagi di Malam Hari Raya, Masih Lestari di Tepus I
- Kenduri Rioyo, Tradisi Turun Temurun yang Tetap Lestari di Kalurahan Tepus
- Peringatan Dini Cuaca, Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi Melanda Tepus