Kegiatan Rutin PKH dan Sosialisasi Sekolah Rakyat, di Padukuhan Dongsari
maz_yon 14 September 2025 17:42:43 WIB
Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Pertemuan Rutin PKH di salah satu rumah warga Padukuhan Dongsari diadakan bagi Keluarga Penerima Manfaat PKH dan Pendamping. Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi, saling berbagi informasi, sekaligus memperkuat kebersamaan antar warga. Selain itu, dalam kesempatan ini juga dilaksanakan Sosialisasi Sekolah Rakyat yang memberikan wawasan baru tentang pentingnya pendidikan sebagai kunci kemajuan masyarakat. Semoga melalui kegiatan ini, semakin terjalin kebersamaan serta tumbuh kesadaran bersama akan pentingnya mendukung pendidikan bagi generasi penerus bangsa.
Di tengah pesatnya perkembangan pendidikan formal, keberadaan Sekolah Rakyat kembali menjadi sorotan. Sekolah Rakyat dikenal sebagai lembaga pendidikan alternatif yang didirikan oleh masyarakat secara swadaya, dengan tujuan memberikan akses belajar bagi anak-anak maupun warga yang sulit menjangkau sekolah formal.
Secara pengertian, Sekolah Rakyat adalah sebuah bentuk pendidikan non-formal yang lahir dari inisiatif komunitas atau kelompok masyarakat. Sekolah ini tidak selalu memiliki gedung mewah, kurikulum baku, atau tenaga pengajar profesional, namun tetap berfokus pada esensi pendidikan: mencerdaskan dan memberdayakan.
“Sekolah Rakyat hadir sebagai ruang belajar yang lebih merakyat. Anak-anak yang terkendala biaya, jarak, atau bahkan kehilangan semangat belajar di sekolah formal, bisa menemukan tempat baru di sini,” ujar salah satu pegiat pendidikan di Yogyakarta.
Konsep Sekolah Rakyat sebenarnya bukan hal baru. Sejak era kemerdekaan, istilah ini sudah dikenal luas sebagai sekolah dasar yang dikelola pemerintah. Namun, dalam perkembangan saat ini, istilah tersebut kembali populer dengan makna berbeda: sekolah komunitas yang berangkat dari kepedulian sosial.
Ciri khas Sekolah Rakyat antara lain : Tidak membebankan biaya tinggi, bahkan banyak yang gratis, menggunakan metode belajar yang fleksibel dan kreatif, mengajarkan keterampilan hidup selain akademik, dan mengutamakan kebersamaan dan pemberdayaan masyarakat.
Di beberapa daerah, Sekolah Rakyat menjadi tempat belajar baca-tulis, keterampilan, hingga kesenian tradisional. Ada pula yang fokus pada pendidikan kritis, lingkungan hidup, dan pemberdayaan perempuan.
Kehadiran Sekolah Rakyat menjadi bukti bahwa pendidikan bukan semata urusan negara, tetapi juga urusan bersama. Dengan semangat gotong-royong, masyarakat bisa menciptakan ruang belajar yang inklusif dan bermanfaat bagi semua kalangan. (MZN)
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Ketua Gapoktan Tepus Tampilkan Inovasi Light Trap dalam Penilaian TTG oleh DPMKP2KB Gunungkidul
- Gotong Royong Warga Klumpit: Rehabilitasi Jalan Corblok Jalur Singkil – Klumpit
- Tahapan Pengisian Kekosongan Pamong Tepus Resmi Dimulai
- KDMP Kalurahan Tepus Jalin Koordinasi dengan Bank Mandiri
- Kelompok Seni Terbang Padukuhan Pudak Meriahkan Launching Inovasi Layanan Naskah Kuno PEKSI AGUNG
- Update perolehan medali PORDA XVII DIY 2025 pada 15 September 2025
- Prosedur Mutasi Pamong Kalurahan, Langkah yang Diambil Oleh Lurah Tepus Untuk Kamituwa