Sisi Budaya : Terbangan atau Sholawatan Jawa, Tradisi Religi yang Kaya Makna

maz yon 24 Juli 2025 22:25:36 WIB

Tepus (desatepus.gunungkidulkab.go.id) - Di tengah keragaman budaya Indonesia, Jawa memiliki banyak budaya keagamaan yang unik dan sarat makna. Salah satunya adalah terbangan atau sholawatan Jawa, sebuah bentuk ekspresi religius yang menggabungkan seni musik dengan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Budaya seni ini tidak hanya menjadi sarana dakwah, tetapi juga memperkaya khazanah kebudayaan Jawa yang bernafaskan Islam.

Apa Itu Terbangan atau Sholawatan Jawa?
Terbangan merujuk pada sebuah kelompok musik tradisional yang menggunakan rebana (alat musik perkusi berbentuk lingkaran dari kayu dan kulit) sebagai instrumen utama. Sementara itu, sholawatan Jawa adalah pembacaan sholawat—pujian untuk Nabi Muhammad—dengan iringan musik dan syair berbahasa Jawa.

Kata "terbangan" sendiri berasal dari alat musik rebana yang menjadi ciri khasnya. Dalam perkembangannya, terbangan tidak hanya dimainkan di masjid atau majelis agama, tetapi juga menjadi bagian dari acara-acara budaya lokal seperti  syukuran, tirakatan, atau kegiatan masyarakat lainnya.

Sejarah dan Perkembangan
Sholawatan Jawa diperkirakan telah ada sejak penyebaran Islam di tanah Jawa oleh para Wali Songo. Sunan Kalijaga, salah satu dari Wali Songo, dikenal sering menggunakan kesenian dan budaya lokal sebagai media dakwah, termasuk melalui sholawat dengan iringan musik.

Seiring waktu, budaya ini terus berkembang dan mengalami akulturasi dengan budaya Jawa. Syair-syair sholawat tidak hanya menggunakan bahasa Arab, tetapi juga Jawa, sehingga mudah dipahami dan diapresiasi masyarakat. Beberapa kelompok sholawat Jawa bahkan menambahkan instrumen modern seperti keyboard, namun tetap mempertahankan unsur tradisionalnya.

Ciri Khas Sholawatan Jawa

  1. Musik Iringan

    • Dominasi rebana sebagai alat musik utama.

    • Irama yang dinamis, kadang lembut dan khidmat, kadang juga semangat dan riang.

  2. Syair Bernuansa Jawa

    • Menggunakan bahasa Jawa dengan makna mendalam tentang kecintaan kepada Nabi Muhammad.

    • Contoh syair terkenal: "Ya Nabi salamun ‘alaika, ya Rasul salamun ‘alaika" yang digubah dalam laras Jawa.

  3. Penampilan Kolaboratif

    • Biasanya dimainkan secara berkelompok dengan vokal yang dipimpin oleh seorang qori’ (pembaca sholawat).

    • Terkadang disertai gerakan atau tarian sederhana untuk menambah kekhidmatan, yang biasa disebut srokalan.

Terbangan atau sholawatan Jawa adalah bukti harmonisasi antara agama, seni, dan budaya. Tradisi ini tidak hanya memperkaya spiritualitas masyarakat, tetapi juga menjadi warisan luhur yang patut dilestarikan. Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal, sholawatan Jawa akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

Di tengah gempuran musik modern, sholawatan Jawa tetap eksis dan bahkan semakin berkembang. Di Kalurahan Tepus, kelompok Terbangan masih tetap ada dan dilestarikan.

Mbah Sakun (73), salah seorang warga Padukuhan Pudak merupakan salah seorang pegiat seni Terbangan SEDYO PAMUT mengungkapkan betapa pentingnya warisan budaya ini agar tetap lestari. Kebolehan Mbah Sakun dalam melantunkan sholawat jawa ini terekam dalam video singkat berikut ini !

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung